M-A-K-A-N. Yup, sudah menjadi kebutuhan setiap makhluk hidup. Siapa sih manusia yang bisa hidup tanpa makan? Begitu pentingnya makan, bahkan ada ungkapan “life for bread or bread for life”. But,... ada satu hal yang perlu diperhatikan dalam “makan”, yaitu “kebutuhan”.
Saat makan, apa sih yang sebenarnya kita lakukan? Memenuhi kebutuhan jasmani? Atau suatu bentuk pemenuhan kebutuhan rohani? (Jangan bingung untuk pilihan kedua, kita bisa lihat bahwa banyak orang yang makan bukan untuk melepaskan rasa lapar, melainkan untuk meluapkan kerakusan, melampiaskan amarah, kekesalan, bad mood, stress, depresi, dan sebagainya) And how ‘bout you?
Kapan sih harus makan?
this pic was taken from http://www.istockphoto.com. |
Terus, apa yang harus kita makan?
this pic was taken from http://www.istockphoto.com. |
Makan, logika vs perasaan
Pernah melihat orang yang makan sampai 3 porsi sekaligus? Atau orang yang tidak mau makan karena tidak berselera (bad mood ataupun dalam keadaan sakit)? Atau kamu sendiri pernah mengalaminya? Saya jadi teringat saat diopname di rumah sakit setahun yang lalu. Selama berada di rumah sakit, nafsu makan saya jadi hilang karena makanan yang disajikan tidak berasa alias “hambar”. Melihat saya yang mulai “bertingkah” (tidak mau makan), kakak pun bilang, “kadang makan ga perlu pake hati, tapi pake logika”. Walau saat itu saya masih belum memahaminya, tapi sekarang saya tahu bahwa apa yang diucapkannya ada benarnya juga. Makan itu untuk memenuhi kebutuhan tubuh (dan kewajiban terhadap diri sendiri). Jika tidak dipenuhi, maka yang akan menanggung semuanya, ya, diri sendiri juga. Happy, bad mood, bahkan tidak nafsu makan sekalipun, tetap saja lambung harus diisi secukupnya. So, jangan jadikan makan sebagai bentuk pelampiasan suasana hatimu.
this pic was taken from http://www.istockphoto.com. |
0 comments:
Post a Comment